Follow us


Breaking News

Sandi Ras

kwkwkwkwkkwkwkwkwkwkkkkkkkkkkkwkwkwkwkkwkwk

Senin, 09 Desember 2013

Ciri dan Klasifikasi Jamur



Ciri dan Klasifikasi Jamur


A.   CIRI – CIRI JAMUR
Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme) membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh terdiri dari benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium, yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara generatif / seksual. Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi membentuk zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang singkat (berumur pendek).  Habitat di tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang cahaya  matahari.
B.   KLASIFIKASI JAMUR
1.    Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal
a.    Ciri-ciri Zygomycota
  • Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
  • Dinding sel tersusun dari kitin.
  • Reproduksi aseksual dan seksual.
  • Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh :
  •  Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
  • Rhizophus oryzae,  Jamur  tempe
  • Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
  • Mucor mucedo, Saprofit pada  kotoran ternak dan makanan
b.  Reproduksi Zygomiyota
1.   Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium menghasilkan spora baru.

2.   Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
Peran Jamur Zygomycota 

Menguntungkan :
No
Jamur
Peranan
1
Mikroriza
yaitu jamur yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan akar tanaman tingkat tinggi.
2
Mucor javanicus
pembuatan ragi tape
3
Mucor mucedo
pembuatan ragi tape
4
Rhizopus oryzae
untuk membuat tempe

 Merugikan :
No
Jamur
Penyebab
1
Phytophtora infestans
parasit pada daun kentang
2.   Ascomycota
a.   Ciri-ciri Ascomycota
  1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
  2. Bersel satu atau bersel banyak.
  3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
  4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
  5. Dinding sel dari zat kitin.
  6. Reproduksi seksual dan aseksual.
b.   Contoh:
  • Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape).
  • Penicilium
    • Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
    • Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
    • Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
    • Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
  • Aspergilus
    • Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
    • Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
    • Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang  menyebabkan kanker hati (hepatitis)
  • Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada  aves
  • Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
  • Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
  • Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina
Reproduksi Ascomycota

Peran Jamur Ascomycota
Menguntungkan :
No
Jamur
Peranan
1
Aspergillus niger
untuk menjernihkan sari buah
2
Aspergillus oryzae
digunakan untuk melunakkan adonan roti
3
Aspergillus sojae
pembuatan kecap
4
Aspergillus wentii
digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam oksalat
5
Neurospora crassa
jamur oncom digunakan untuk membuat oncom.
6
Neurospora sitophila
pembuatan oncom
7
Penicillium camemberti
meningkatkan kualitas keju
8
Penicillium chrysogenum
penghasil zat antibiotic(penisilin)
9
Penicillium notatum
penghasil zat antibiotic(penisilin)
10
Penicillium roqueforti
meningkatkan kualitas keju
11
Saccharomyces cerevisiae
Ada dalam ragi, dimanfaatkan untuk membuat roti, tape, dan bir.
12
Saccharomyces ellipsoideus
untuk memfermentasikan buah anggur menjadi anggur minuman
13
Saccharomyces tuac
mengubah air nira menjadi tuak

Merugikan :
No
Jamur
Penyebab
1
Aspergillus nidulans
parasit pada telinga menyebabkan automikosis
2
Penicillium digitatum
perusak buah jeruk
3
Penicillium expansum
buah apel membusuk di tempat penyimpanan
4
Penicillium islandium
merusak beras sehingga berubah menjadi berwarna kuning
5
Penicillium italicum
perusak buah jeruk

3.   Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora berbentuk gada (basidia)
a.   Ciri-ciri Basidiomycota
  1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
  2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
  3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
  4. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).
b.  Contoh Basidiomycota
  • Volvariela volvacea (jamur merang)
  • Auricularia polytricha (jamur kuping)
  • Pleurotus sp (jamur tiram)
  • Polyporus giganteus (jamur papan)
  • Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang mematikan
  • Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
  • Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
  • Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
  • Jamur Shitake
Peran Jamur Basidiomycota 
Menguntungkan :
No
Jamur
Peranan
1
Auricularia polytricha
jamur kuping, enak dimakan
2
Ganoderma aplanatum
digunakan untuk obat-obatan atau Ganoterapi
3
Lentinus edodes dan
untuk di konsumsi
4
Shitake
untuk di konsumsi
5
Pleurotes
jamur kayu, enak dimakan
6
Volvariella volvacea
jamur merang , untuk dikonsumsi

Merugikan :
No
Jamur
Penyebab
1
Amanita muscaria
menghasilkan toksin muskarin yang dapat membunuh lalat
2
Amanita phalloides
bersifat beracun , menyebabkan gangguan hati, ginjal dan jantung
3
Puccinia graminis
menyebabkan bercak-bercak pada daun







4. Deuteromycota



Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya), karena  belum diketahui perkembangbiakannya  secara seksual
a.    Ciri-ciri Deuteromycota
  • Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
  • Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
  • Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
  • Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya
b.   Contoh Deuteromycota
  • Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
  • Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
  • Melazasia fur-fur, penyebab panu.
  • Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
  • Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
  • Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepal
Peran Jamur Deuteromycota
Menguntungkan :
No
Jamur
Peranan
1
Aspergillus oryzae
digunakan untuk melunakkan adonan roti
2
Aspergillus wentii
digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam oksalat
3
Monilia sitophyla
pembuatan oncom
4
Tolypocladium inflatum
obat untuk menekan reaksi kekebalan
Merugikan :
No
Jamur
Penyebab
1
Aspergillus flavus
penyebab penyakit kanker hati
2
Aspergillus fumigatus
penyebab infeksi saluran pernapasan pada manusia
3
Culvularia
saprofit atau parasit pada tumbuhan
4
Epidermophyton
penyakit kurap
5
Epidermophyton floocossum
penyebab penyakit kaki atlet
6
Fusarium oxysporum
menyebabkan penyakit layu pada tanaman kentang, tomat dan cabai
7
Microsporum
penyakit kurap
8
Tinea versicolor
penyebab panu
9
Trichophyton
penyakit kurap
10
Trichophyton
saprofit atau parasit pada tumbuhan

MIKORIZA
Ciri-ciri mikoriza:
  • Merupakan simbiosis mutualisme.
  • Adanya selaput hifa (mantel) yang berfungsi sebagai barrier masuknya patogen.
  • Dapat membantu tanaman menyerap unsur hara.
  • Menetralisasi bahan organik.
  • Reproduksi dengan cara seksual dan aseksual.
Habitat:
Mikoriza dikenal dengan jamur tanah karena habitatnya berada di dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rizosfer). 
contoh gambar anatomi mikoriza
Klasifikasi Mikoriza:
Sistem Klasifikasi Mikoriza sampai saat ini telah mengalami 4 tahapan perkembangan sifikasi tersebut adalah:

1. Sistem Klasifikasi Mikoriza tahap pertama yang mengelompokkan Mikoriza dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: 
  • Ekto-Mikoriza (Ectomycorrhizal) 
  • dan Endo-Mikoriza (Endomycorrhizal)
2. Sistem Klasifikasi Mikoriza tahapan kedua, yang mengelompokkan Mikoriza dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:
  • Ekto-Mikoriza (Ectomycorrhizal),
  • Endo-Mikoriza (Endomycorrhizal), 
  • dan Ektendo-Mikoriza (Ectendomycorrhizal).
3. Sistem Klasifikasi Mikoriza tahapan ketiga, yang mengelompokkan Mikoriza dalam 5 (lima) kelompok, yaitu:
  • Ekto-Mikoriza (Ectomycorrhizal),
  • Endo-Mikoriza (Endomycorrhizal),
  • Ektendo-Mikoriza (Ectendomycorrhizal),
  • Ericaceous Mikoriza, 
  • dan Orchidaceous Mikoriza
4. Sistem Klasifikasi Mikoriza tahapan keempat, yang mengelompokkan Mikoriza dalam 7 (tujuh) kelompok, yaitu:
  • Ekto-Mikoriza (Ectomycorrhizal),
  • Endo-Mikoriza (Endomycorrhizal),
  • Ektendo-Mikoriza (Ectendomycorrhizal),
  • Ericaceous Mikoriza,
  • Orchidaceous Mikoriza,
  • Arbutaceous Mikoriza, 
  • dan Monotropaceous Mikoriza.
Jadi secara garis besarnya atau secara umum yang biasa dibahas, mikoriza dibagi menjadi tiga yaitu:
1. ENDOMIKORIZA
Endomokoriza mempunyai sifat-sifat antar lain:
  • Akar yang kena infeksi tidak membesar, 
  • Lapisan hifa pada permukaan akar tipis, 
  • Hifa masuk ke dalam individu sel jaringan koretks, 
  • Adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut vasiculae (vesikel) 
  • Dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut arbuscules (arbuskul)
2. EKTOMIKORIZA
Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain :
  • Ektomikoriza menginfeksi diantara dinding sel korteks dan membentuk cover yang menyelimuti akar, atau mantel, atau hifa yang menutupi seluruh akar. 
  • Ektomikoriza merupakan jamur yang pendek, bercabang dua, dan terkadang seperti tandan yang rapat. 
  • Kebanyakan jamur ektomikoriza memproduksi mushrooms (badan buah), dan dapat dikelola di media biakan dalam laboratorium. 
  • Akar yang kena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air.
Reproduksi Mikoriza
            Mikoriza dapat bereproduksi secara :
1. aseksual  → spora yg dihasilkan oleh  sporangium     
2. seksual   →  konjungsi

Reprodusi Mikoriza
            Mikoriza melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan fragmentasi miselium atau spora aseksual (spora vegetatif), yang dihasilkan oleh sporangium. Sedangkan reproduksi seksual dengan perkawinan antara hifa yang berbeda jenis, disebut hifa (+) dan hifa (-) menghasilkan zigospora. Zigospora merupakan spora seksual (spora generative), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi seksual. 
                        Tahap-tahapan proses reproduksi aseksual pada Mikoriza adalah:
  • Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dengan ujung yang menggembung membentuk sporangium.
  • Sporangium yang masak berwarna hitam, jika sudah masak sporangium akan pecah dan spora tersebar.
  • Jika berada di lingkungan sesuai, spora akan tumbuh menjadi miselium baru.
            Tahap-tahapan proses reproduksi seksual pada Mikoriza adalah:
  • Hifa dari jenis yang berbeda (+) dan (-) saling berdekatan
  • Hifa (+) dan hifa (-) tersebut membentuk cabang hifa yang disebut gametangium (jamak: gametangia). Kedua  gametangia mengandung banyak inti haploid (n).
  •  
  • Dinding kedua gametangium kemudian pecah sehingga terjadi penyatuan plasma sel (plasmogami). Inti haploid hifa (+) bergabung dengan inti haploid hifa (-) membentuk zigospora yang membelah secara meiosis. 
  • Zigospora akan berkecambah dan akan membentuk cendawan muda.



Terjadinya infeksi mikoriza pada akar tanaman
melalui beberapa tahap, yakni :
1.   Pra infeksi. Spora dari mikoriza berkecambah
              membentuk appressoria.
2.   Infeksi. Dengan alat apressoria melakukan
      penetrasi pada akar tanaman.
3.   Pasca infeksi. Setelah penetrasi pada akar,
      maka hifa tumbuh secara interselluler, 
4.   Perluasan infeksi cendawan mikoriza dalam akar
       terdapat tiga fase:
                        a.   Fase awal dimana saat infeksi primer.
                        b.   Fase exponential, dimana penyebaran, dan pertumbuhannya dalam akar lebih cepat .
                        c.   Fase setelah dimana pertumbuhan akar dan mikoriza sama.

5.   Setelah terjadi infeksi primer atau fase awal,
      pertumbuhan hifa keluar dari akar dan di dalam
             rhizosfer tanah





















SIKLUS HIDUP




MANFAAT MIKORIZA

Ektomikoriza
  •  Peningkatan unsur hara
  •  Ketahanan terhadap kekeringan
  •  Ketahanan serangan patogen tanah
  •  Berpotensi untuk pembangunan hutan
  •   industri
Endomikoriza
  • Meningkatkan pertumbuhan tanaman
  • Meningkatkan produktivitas
  • Mengurangi kebutuhan pemupukan fosfat
  • Memproduksi bunga lebih awal


Mikoriza dan Perannya Dalam Kelangsungan Hidup Tumbuhan
Salah satu simbiosis yang paling menarik dari kehidupan tumbuhan ialah simbiosis mutualisme antara tumbuhan dan jamur. Simbiosis tersebut menghasilkan suatu sistem yang disebut mikoriza. Miko berarti jamur, sedangkan riza berarti akar. Simbiosis tersebut menguntungkan baik pada tumbuhan maupun jamur. Mikoriza dibagi menjadi dua jenis yaitu ektotropik dan endotropik. Bentuk ektotropik atau ectomikoriza hanya terdapat pada sedikit family tumbuhan seperti pinus (Pinaceae) dan beech (Fagaceae). Ektomikoriza memiliki morfologi pendek dan bercabang-cabang. Pertumbuhan mikoriza jenis ini terkonsentrasi pada ruang apoplastik atau interselular, membentuk suatu jaringan yang disebut Hartig net. Endomikoriza lebih umum ditemukan, terdapat pada hampir semua family pada angiosperma dan gymonsperma. Berlawanan dengan ektomikoriza, endomikoriza berkembang pada sel korteks.
Endomikoriza dibagi menjadi beberapa tipe, yang paling banyak ditemukan pada seluruh vegetasi ialah vesicular-arbuscular mycorrhiza (VAM). Hifa dari VAM tidak hanya tumbuh diantara sel korteks, tetapi juga tumbuh ke dalam sel korteks tersebut. Meskipun demikian hifa tersebut hanya sebatas di dinding sel, tidak menginvasi ke dalam protoplast. Struktur bercabang-cabang dari hifa disebut arbuscule yang berfungsi melipatk gandakan luas permukaan sentuh antara hifa itu sendiri dengan sel inang. hal tersebut bermanfaat untuk meningkatkan transfer nutrient antara hifa dengan sel inang. Tak hanya sampai disitu, mikoriza juga membentuk vesikel ellipsoid antara hifa dengan sel inang untuk meningkatkan luas permukaan, sehingga pertukaran nutrient semakin efektif.
Terdapat vesikel dan arbuscle yang meningkatkan luas permukaan
Kemampuan mikoriza dalam meningkatkan penyerapan nutrient didukung oleh pertumbuhannya yang meluas dan bercabang banyak. Kemampuan tersebut meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menjangkau lebih banyak sumber mineral dan air. Efektivitas penyerapan mineral oleh tumbuhan bergantung pada sifat dari mineral itu sendiri. Mineral-mineral seperti nitrogen, yang mudah larut, dapat diserap dengan lebih baik dibanding fosfor, yang memiliki sifat tidak mudah larut. Aplikasi mikoriza sudah diterapkan secara luas, seperti introduksi tanaman baru ke lingkungan. Mikoriza membantu tanaman tersebut beradapatasi dengan lingkungan. Pada bidang pertanian, inokulasi mikoriza sudah diterapkan untuk mengatasi permasalahan kesuburan tanah.


Lumut Kerak (Lichenes)
Pengertian Lumut Kerak (Lichenes)
Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dan ganggang. Lumut kerak hidup sebagai epifit pada pepohonan. Lumut kerak juga tumbuh di atas tanah, terutama daerah tundra di sekitar Kutub Utara. Selain
itu, lumut kerak dapat hidup di segala ketinggian di atas batu cadas, di tepi pantai, sampai di gunung-gunung yang tinggi. Lumut kerak dapat berperan dalam pembentukan tanah dan menghancurkan batu-batuan yang cadas sehingga lumut kerak disebut juga sebagai tumbuhan perintis.
Perkembangbiakan lumut kerak yang lebih sering dijumpai adalah perkembangbiakan secara vegetatif dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa ganggang yang terbungkus oleh hifa jamur. Talus yang patah maupun soredium dapat terbawa angin atau air ke tempat lain dan tumbuh membentuk lumut kerak yang baru.
Lumut kerak berperan penting dalam suksesi karena kemampuannya tumbuh pada tempat yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk hidup. Lumut kerak dapat hidup pada bebatuan yang secara perlahan menghancurkannya sehingga membentuk lapisan-lapisan tanah, Lumut kerak Cladonia yang menutupi wilayah yang luas di daerah kutub utara menjadi makanan bagi ternak dan hewan liar yang hidup di sana. Selain itu lumut kerak banyak digunakan sebagai bahan obat, digunakan dalam industri kimia, parfum, dalam proses pewarnaan dan penyamakan serta digunakan sebagai indikator tingkat polusi di sekitar daerah yang ditempatinya.
Contoh lumut kerak adalah sebagai berikut.
1) Parmelia, hidup pada kulit kayu, tanah, tembok, dan batu.
2) Graphis, hidup pada cabang atau batang pohon
3) Usnea, lumut janggut, pada batang-batang pohon dipegunungan dan dapat digunakan untuk jamu.
a. Ciri-Ciri Lumut Kerak
Lumut kerak adalah makhluk hidup yang tahan terhadap kekeringan dalam waktu yang lama. Pada saat kekeringan dan tersengat matahari secara terus-menerus, lumut ini akan kering, tetapi tidak mati. Pada saat turun hujan, lumut kerak tumbuh kembali. Ciri lain lumut kerak adalah pertumbuhan talusnya yang lambat. Dalam satu tahun, pertumbuhan talusnya kurang dari 1 cm.
Lumut kerak tersusun atas lumut dan ganggang. Ganggang yang bersimbiosis mutualisme dengan lumut disebut dengan gonidium. Ada yang bersel satu dan ada yang berkoloni. Umumnya, gonidium ini adalah
ganggang biru (Cyanophyta), seperti Chroococcus dan Nostoc, tetapi ada juga yang bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta), seperti Cystococcus dan Trentepohlia.
Dari simbiosis ini, jamur memperoleh makanan hasil fotosintesis ganggang karena ganggang bersifat autotrof. Sementara itu, jamur yang heterotrof dapat menyediakan air, mineral, dan melakukan pertukaran
gas serta melindungi ganggang. Selain itu, lumut kerak ini juga dapat mengikat nitrogen udara.

Pengertian Lumut Kerak (Lichenes)
b. Reproduksi Lumut Kerak
Reproduksi lumut kerak secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi. Pelepasan potongan lumut kerak di tempat yang sesuai dapat tumbuh menjadi tumbuhan lumut kerak baru. Selain itu, reproduksi aseksual dapat dilakukan dengan jatuhnya soredia (sel ganggang yang terbungkus hifa dan berwarna putih) di tempat yang sesuai maka sel tersebut akan tumbuh menjadi lumut kerak baru.
Reproduksi seksual lumut kerak dilakukan oleh tiap-tiap makhluk hidup. Jamur dan ganggang melakukan reproduksi seksual sendiri-sendiri. Jika spora jamur jatuh di atas ganggang, kemungkinan akan terjadi simbiosis lagi dan akan tumbuh lumut kerak baru.
c. Peran Lumut Kerak bagi Kehidupan Manusia
Lumut kerak dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pembuat obat, penambah rasa dan aroma, indikator pencemaran udara, pigmennya dapat digunakan sebagai bahan kertas lakmus celup atau indikator pH, dan di daerah batu-batuan lumut kerak dapat melapukkan batuan sebagai awal pembentukan tanah.

Struktur lichen sendiri terdiri dari:
ž --Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.

ž ---Daerah algae, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial sebagai organ reproduksi.

ž ---Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal.

ž ---Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines). Ada beberapa jenis lichens tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi.

Habitat
ž Pada umumnya, lichen hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan tapi dapat juga hidup di atas tanah bahkan dapat hidup di daerah yang ekstrim, sehingga lichen sering disebut dengan organisme perin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By