KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telahmemberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul " Dakwah Rasulullah
SAW Periode Mekah " dengan baik.Makalah ini berisikan tentang dakwah Rasulullah
SAW di Mekah.
Kami menyadari bahwa makalah inimasih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.Semoga Allah
SWT meridhai segala usaha kami. Amin .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
BAB II PEMBAHASAN
B.
Penyebaran Islam Di
Mekah
C.
Strategi Dakwah
Rasulullah
D. Penyebaran islam di
mekah
E.
Reaksi kaum quraisy
terhadap dakwah rasulullah di mekah substansi dan strategi
dakwah rasulullah saw. Periode mekah hikmah sejarah dakwah
periode mekah ……..
F. Penerapan sikap dan
perilaku ………………………………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau
dimuliakan oleh Allah dengan nubuwwah dan risalah terbagi menjadi dua periode
yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri secara total, yaitu:
PERIODE MEKKAH :
berlangsung selama lebih kurang 13 tahun
PERIODE MADINAH :
berlangsung selama 10 tahun penuh
Dan masing-masing periode mengalami beberapa tahapan sedangkan
masing-masing tahapan memiliki karakteristik tersendiri yang menonjolkannya
dari yang lainnya. Hal itu akan tampak jelas setelah kita melakukan penelitian
secara seksama dan detail terhadap kondisi yang dilalui oleh dakwah dalam kedua
periode tersebut.
B. Tahapan Periode Mekah
Periode Mekkah dapat
dibagi menjadi tiga tahapan:
Tahapan dakwah sirriyyah (sembunyi-sembunyi); berlangsung selama
tiga tahun.
Tahapan dakwah secara terang-terangan kepada penduduk Mekkah; dari permulaan tahun ke-empat kenabian hingga hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah.
Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya di kalangan penduduknya; dari penghujung tahun ke-sepuluh kenabian-dimana juga mencakup Periode Madinah- dan berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tahapan dakwah secara terang-terangan kepada penduduk Mekkah; dari permulaan tahun ke-empat kenabian hingga hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah.
Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya di kalangan penduduknya; dari penghujung tahun ke-sepuluh kenabian-dimana juga mencakup Periode Madinah- dan berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Adapun mengenai tahapan-tahapan Periode Madinah maka rincian
pembahasannya akan diketengahkan pada tempatnya nanti.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penyebaran Islam Di Mekah
·
Muhammad SAW menjadi Nabi dan Rosul.
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau
6 Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira,
Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk
membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Inilah wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW yang juga penobatan Beliau sebagai nabi dan rosul bagi seluruh
umat manuusia dan tugasnya untuk berdakkwah. Kejadian ini diceritakan kepada
isterinya, Khadijah dan saat itu juga Khadijah mengimaninya. Dialah orang yang
pertama beriman dan masuk Islam. Pengangkatan Muhammad SAW menjadi Rosul
dibenarkan oleh pendeta Nasrani yang bernama Waraqah bin Naufal. Dua setengah
tahun kemudian, Rosulullah SAW mwnerima wahyu yang kedua, yaitu surat Al-
Muddassir ayat 1-7.
Dengan turunnya wahyu tersebut, maka jelaslah misi dakwah yang
harus Rosulullah SAW lakukan dalam menyampaikan risalahnya. Misi tersebut
antara lain mengajak manusia menyembah Allah Yang Maha Esa, yang tidak beranak
dan tidak pula di peranakkan serta tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal inilah
permulaan perintah menyiarkan agama Allah kepada Seluruh Umat Manusia.
·
Dakwah Rosulullah
Dakwah Rosulullah memiliki dua karakter yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang terdapat di lingkungan masyarakat Mekah. Syiar yang
dilakukan beliau antara lain adalah secara sembunyi-sembunyi dan secara
terang-terangan.
a.
Menyiarkan Islam secara Sembunyi-Sembunyi
Sesudah menerima wahyu kedua yang menjelaskan
tugas atas dirinya, mulailah beliau berdakwahsecara sembunyi-sembunyi dan
menyeru keluarganya yang terdekat. Mereka ada yang tinggal satu rumah dan
sahabat-sahabat terdekat. Seorang demi seorang di berikan pemahaman agar mereka
meninggalkan agama berhala dan hanya menyembah Allah yang Maha Esa. Berikut
nama-nama yang mula-mula beriman kepada Rosulullah SAW:
1) Siti Khadijah (Isteri Rosulullah SAW)
2) Ali bin Abi Thalib (masih sangat muda) putra paman Rosulullah
SAW, Abu Thalib
3) Zaid bin Harisah, budak Rosulullah SAW yang kemudian menjadi
anak angkat
4) Abu Bakar Siddik (sahabat Rosulullah SAW)
Melalui Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk Islam, antara
lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin
Auf, Talhah bin Ubaidillah, dan lain-lain. Mereka di beri gelar As Sabiqunal
Awwalun, yaitu orang-orang yang terdahulu atau pertama-tama masuk islam. Mereka
mendapatkan pelajaran tentang islam dari Rosulullah SAW secara langsung
ditempat yang tersembunyi dirumah Arqam bin Abil Arqam di kota Mekah.
b.
Menyiaarkan Islam secara Terang-Terangan
Nabi Muhammad SAW melakukan da’watul afrad ,
yaitu ajakan memeluk islam secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu
rumah ke rumah lain selama tiga tahun. Kemudian turunlah surat Al Hijr ayat 94
yang memerintahkan Rosulullah agar menyerukan atau menyiarkan agama Islam
secara terang-terangan atau tidak lagi dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi.
Sejak saat itulah, Muhammad SAW menyeru kaumnya secara umum ditempat-tempat
terbuka agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan
tidak menyekutukan-Nya. Seruan yang bersifat umum ini awalnya di tunjukan
kepada:
1) Kerabat-kerabatnya
2) Penduduk Mekah diberbagai lapisan masyarakat, baik bangsawan,
hartawan, maupun hamba sahaya, tidak terkecuali dai kalangan bangsa quraisy
3) Kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke Mekah
untuk mengerjakan haji.
Pada mulanya mereka
menganggap dakwah nabi Muhammad SAW sebagai:
1) Gerakan yang tidak mempunyai dasar dan tujuan
2) Gerakan yang tidak akan bertahan lama
3) Gerakan yang tidak perlu diacuhkan
4) Gerakan yang di pimpin oleh Muhammad SAW dan Beliau di anggap
sudah tidak waras lagi (sakit jiwa).
Akan tetapi, dengan keyakinan dan bimbingan serta petunjuk Allah
SWT, gerakan dakwah Nabi Muhammad SAW semakin tersebar luas dan pengikutnya
semakin bertambah banyak. seruan Nabi Muhammad SAW juga semakin tegas, lantang,
ddan berani, bahkan memperjelas bahwa sesembahan (berhala) mereka adalah suatu
kekeliruan dan sangat menyesatkan.
B. Strategi Dakwah
Rasulullah
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan
mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah,
terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau
berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara
alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad.
Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak
lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut.
Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang
paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan
manusia paling agung, yakni Muhammad Saw. Allah berfirman :
“Serulah kepada Allah
atas dasar basyiroh, aku dan orang-orang yang mengikutiku. Maha suci Allah, aku
tiada termasuk orang-orang musyrik “ ( Yusuf ;108 )”
Beberapa mufassir memberikan keterangan , yang dimaksud ‘ala basyiroh pada ayat diatas adalah ‘ala sunnah atau ala ilmin , maknanya ; dakawah kepada Allah hendaklah berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini sangatlah logis, sebab telah terbukti dalam lembar sejarah Muhammad Saw sebagai rasul terakhir benar-benar telah berhasil dengan gemilang menjadikn Islam sebagai rahmatan lil alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian seorang peneliti barat Michael Hurt, menempatkan Muhammad Saw pada urutan pertama dari 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh.
Pada tulisan ini, akan disajikan secara garis besar bagaimana
rasulullah Saw dalam meletakkan strategi dakwah, hingga pengaruhnya semakin
meluas sepanjang zaman. Fase Dakwah Rasulullah. Dalam catatan para sejarawan,
disepakati fase dakwah rasulullah secara global ada dua tahapan, dakwah
sirriyah dan dakwah jahriyyah. Dakwah sirriyah dijalaninya selama kurang lebih
3 tahun di awal masa kenabian, sementara dakwah jahriyyah diawali setelah Allah
memerintahkan beliau dengan turunnya surat Al-Hijr ayat ; 92.
Keberhasilan dakwah rasulullah yang paling menonjol pada masa
dakwah sirriyah, dapat diringkas ada 3 strategi penting dan sangat mendasar ,
antara lain ;
a)
Dakwah dengan cara rekruitment ( ad-da’wah
‘alal isthifa’ ).
Dari sekian banyak
masyarakat quraisy, yang dibidik pertama rasulullah pada masa ini meliputi ;
dari kalangan wanita istrinya sendiri Khadijah, dari kalangan remaja Ali bin
Abi Thalib, dan dari kalangan pemuka dan tokoh masyarakat adalah Abu Bakar
As-shidiq. Ketiga tokoh ini , memang menjdi titik strategis dalam menentukan
perjalanan dakwah rasulullah berikutnya, terutama peran Khadijah yang mendukung
total dakwah beliau dengan pertaruhan total seluruh harta dan jiwanya, dan
peran Abu Bakar yang mampu melebarkan dakwah ke kalangan para elit quraisy.
Menurut keterangan seorang sejarawan yang bernama Ibnu Ishak, masuk Islamnya
Abu Bakar ( Ibnu Qohafah ) tak lama kemudian berhasil digandeng pemuka-pemuka
quraisy ke dalam barisan dakwah rasulullah, antara lain ; Utsman bin Affan,
Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam , Saad bin Abi Waqas dan Thalhah bin
Ubaidillah. Keenam sahabat inilah yang memiliki peran penting dalam membentuk
generasi assabiquunal awwalun ( generasi pertama Islam ).
b)
Dakwah dengan memberdayakan kaum wanita.
Peran wanita di masa awal dakwah terus diberdayakan oleh
rasulullah, karena kaum wanita sesungguhnya memiliki kekuatan dahsyat, bila ini
diperdayakan untuk gerakan dakawah akan menghasilkan hasil yang sangat pesat.
Pada konteks ini, yang menjadi titik sentral adalah peran Khadijah yang
berhasil mendidik putri-putri Rasulullah , mendukung dakwah beliau. Peran kedua
dijalankan oleh Asma binti Abu Bakar , yang menjadi pahlawan pada perjalanan
hijrah beliau ke Madinah. Dari kedua wanita iilah secara bertahap wanita-wanita
terkemuka quraisy , masuk Islam diantaranya bibi Rasulullah dari jalur
bapaknya.
c)
Dakwah difokuskan pada pembinaan aqidah.
Pembinaan aqidah pada masa awal risalah difokuskan di rumah
salah seorang sahabat yang bernama Arqom bin Abil Arqom, di pinggiran kota
Makkah. Inilah tempat pendadaran dan penggemblengan sejumlah sahabat utama
rasulullah. Di rumah ini pulalah Umar bin Khattab diislamkan Rasulullah. Di
rumah ini pullalah sahabat Mus’ab bin Umair dididik rasulullah, yang nantinya
sahabat ini dipercaya rasullah membuka dakwah di kota Yastrib. Kemudian pada
fase dakwah jahriyyah, point-point penting yang mendorong keberhasilan dakwah
rasulullah,antara lain ;
·
Dakwah kepada kerabat ( da’watul aqrobin ).
Media pertemuan-pertemuan keluarga dijadikan sarana rasulullah
untuk mengajak kaum kerabatnya yang tergolong kelas pemimpin di mata masyarakat
quraisy. Pada masa ini , berhasil direkrut dua paman rasulullah yang menjadi
pembela dakwah beliau , pertama Abu Thalib , meski belum mau menerima ajaran
Islam , namun inilah palang pintu utama rasulullah dalam menghadapi intimidasi
kaum quraisy. Kedua , Hamzah bin Abdul Mutholib, selain telah menerima ajaran
Islam , beliau inilah yang menjadi palang pintu kedua rasulullah dalam
menghadapi intimidasi dari Abu Jahl dan Abu Lahab. Ketokohan Hamzah bin Abdul
Mutholib dari sisi keparajuritan di mata masyarakat quraisy, jelas memperkuat
posisi dakwah rasul di Makkah saat itu.
·
Dakwah dengan menggunakan media umum ( dakwah
‘ammah ).
Media –media umum yang bisa dipergunakan untuk dakwah tak luput
dari perhatian rasulullah dalam menegakkan dakwah risalah. Pada masa ini yang
perlu digaris bawahi adalah dipergunakannya momentum haji oleh rasulullah untuk
dakwah, hingga berhasil bergabung dalam barisan dakwah beliau 12 orang dari
suku Aus dan Khazroj dari Madinah pada musim haji. Pada musim haji berikutnya ,
12 orang ini membawa 70 orang dari Madinah yang bersedia masuk Islam dan setia
membela rasul dalam perjuangan dakwahnya. Peristiwa inilah yang dikenal dalam
sejarah dengan sebutan Ba’aitul aqobah pertama dan Ba’aitul aqobah kedua.
·
Dakwah dengan tulisan ( surat )
Rasulullah tidak meninggalkan peran dunia tulis menulis dalam
dakwahnya, meskipun beliau ditakdirkan sebagai seorarng yang buta huruf, lewat
parea sahabatnya beliau menggunakan tulisan untuk menjangkau sasaran dakwah
yang sangat jauh. Seperti beliau mengirim surat kepada para raja, untuk diajak
beriman kepada Allah. Diantaranya yang berhasil masuk Islam adalah raja Najasi
di Habasyah ( Ethiophia – Afrika ), yang dalam perjalanan dakwah Islam raja
Najasyi kontribusinya tidak kecil. Kegiatan tulis menulis inilah yang
dikemudian hari dikembangkan oleh para sahabat beliau dan para tabi’in untuk
menyebarkan dakwah Islam ke seluruh pelosok dunia. Bahkan di kalangan sahabat
dan tabi’in, hampir semua ulama meninggalkan karya yang bisa dibaca dan
diwriskan pada generasi berikutnya. Itulah beberapa point-point penting yang
bisa disajikan dalam tulisan singkat ini, tentunya tak mungkin kita bahas semua
strategi dakwah rasulullah pada kesempatan ini, karena terbatasnya waktu dan
kesempatan. Namun yang paling penting bagaimana kita bisa meneladani strategi
dakwah beliau , di era abad informasi ini, guna terus menggelorakan dakwah
Islam di muka bumi ini.
C. Reaksi Kaum Quraisy
Terhadap Dakwah Rasulullah Di Mekah
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh
Rasulullah saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan
para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang
semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi dengan
kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama
dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga
Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap
dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.
1.
Kemarahan Kaum Quraisy
Kaum Quraisy marah
karena menganggap bahwa ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad saw.
Menghina tuhan-tuhan berhala mereka.
2.
Intimidasi terhadap
Umat Islam
Kaum Quraisy memaksa
budak-budak mereka yang telah masuk Islam untuk kembali kepada agama berhala.
Apabila menolak maka mereka disiksa hingga mereka menyerah atau sekarat.
3.
Mempengaruhi Paman
Rasulullah (abu Thalib)
Beberapa tokoh Quraisy
menemui Abu Thalib dan meminta agar Muhammad menghentikan kegiatannya dalam
menyiarkan Islam. Akan tetapiMuhammad saw. Menolak dan dengan tegas berkata
kepada pamannya,” Demi Allah, wahai paman sekiranya mereka letakkan matahari di
tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan pekerjaan ini
(menyeru kepada agama Allah) sehingga ia tersiar (di muka bumi ini) atau aku
akan binasa karenanya, tetapi aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini.
4.
Penganiayaan dan
Hijrah ke Habsyah
Kaum Quraisy
melancarkan gangguan dan penghinaan kepada Rasulullah saw. Serta menyiksa
hingga ke luar batas kemanusiaan terhadap pengikut-pengikut Beliau. Akhirnya
Muhammad saw. Menganjurkan agar mereka hijrah ke Habsyah (Abesinia) yang
masyarakatnya banyak menganut Kristen. Raja Habsyah pada saat itu bernama
Najasyi dan dikenal sangat adil.
D. Substansi dan strategi dakwah rasulullah saw. Periode mekah
Bagian terpenting yang
menjadi fokus dakwah Rasulullah saw. Periode Mekah dapat dilihat antara lain
sebagai berikut.
1. Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi
moral, seperti tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2. Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala
menyembah patung-patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk beralih pada Islam yang
hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta menjauhi sikap musyrik.
3. Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di
antara manusia.
4. Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan
segala adat- istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
5. Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di
antaranya dengan tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.
E. Hikmah Sejarah Dakwah Periode Mekah
Hikmah yang dapat diperoleh dari
sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekah, antara lain sebagai berikut.
a.
Menyadari
bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan agama Allah
pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b.
Memahami
bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah dari Allah swt.
Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan kepada
keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c.
Memahami
bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi utusan
atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d.
Memahami
bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang
berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan (QS An
Nahl: 125).
e.
Meneladani
Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya, Tingkah laku
dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang baik,
terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.
f.
Melalui
dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam mendapatkan
informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g.
Melalui
dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak dan persamaan
derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h.
Islam
menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan pemberantas
perbudakan.
i.
Melalui
penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya di mata Allah
adalah sama.
F. Penerapan Sikap Dan
Perilaku
Adapun sikap dan
perilaku yang dapat diterapkan antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Membaca dan memahami
perjuangan Nabi Saw, dan ikut serta menyiarkan Islam sebagai tatanan kehidupan
manusia agar tercapai tujuan hidupnya, selamat dan sejahterah di dunia dan
akhirat.
2.
Melaksanakan dan
melestarikan sunnah Rasulullah yang tidak bertentangan dengan Al-Quran sesuai
dengan kemampuan masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau
6 Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua Hira,
Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw. untuk
membacanya, yaitu surat Al’Alaq ayat 1-5.
Rasulullah Saw adalah contoh terbaik, dalam menggerakkan dan
mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada agama Allah,
terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23 tahun beliau
berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam, yang imbasnya secara
alamiah dari generasi ke generasi Islam telah menyebar ke seantero jagad.
Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak
lepas dari kiprah beliau selama 23 tahun tersebut. Bahasan di seputar
keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling pantas kecuali merujuk pada
warisan sunnah yang telah ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad
Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh
Rasulullah saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan
para pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang
semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi dengan
kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama
dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga
Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap
dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.
DAFTAR PUSTAKA
http://humaedi-suhada.blogspot.com/
You might also like:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar